Post ini isinya intisari hal-hal yang saya anggap penting dan menunjang keberhasilan bayi tabung saya, jadi berdasarkan pengalaman ya.. Memang asal pertamanya dari tips-tips yang saya dapat dari berbagai sumber, saya hanya ikuti yang saya kira bisa saya ikuti dan make sense untuk diikuti.
1. Olahraga ringan atau sedang, hindari olehraga berat
Olahraga yang saya lakukan macam-macam, biar gabosen. Kalau weekend olah raga sambil jalan-jalan, pergi ke tempat terbuka yang bisa jalan cukup jauh. Kalau week days bisa yoga, stretching untuk mempertahankan kelenturan, even plank juga saya lakuin, kebetulan ada app-nya yang membantu banget. Yang penting menurut saya jangan olahraga yang berat dan bikin kita stress, contohnya lari, dari yang saya baca lari itu ternyata meningkatkan hormon stress, kalau stress, ibu-ibu bisa naik prolaktinnya, dan menghambat ovulasi. Jadi kalu di gym pake treadmill saya jalan cepat aja, sambil relax dengerin musik, sebelah kita kenceng banget lainya biarin aja ga usah kepancing ikutan lari juga meskipun kita bisa lebih cepet ngacirnya.
Bahkan, dari pengalaman, yoga pun kalau terlalu berat meningkatkan kadar prolaktin saya, mungkin saya memang kompetitif orangnya jadi tiap diajarin pose baru sama pelatih langsung harus bisa dan kalau ga bisa jadi stress sendiri, hahaha..
2. Cek Gula Darah Puasa, minum metformin kalau ada resistensi insulin
Jadi saya sudah divonis resistensi insulin oleh 2 obgyn, pertama oleh dokter A, pas awal disuruh periksa gula darah puasa, dan ternyata kadanya 90, saya pikir masih normal karena dibawah 100, batasnya resistensi insulin itu kan diatas 100 ya kalau baca. Awalnya saya bingung kok dibilang udah resistensi, mingkin karena udah hampir batas atas, selain itu memang udah ada tanda-tanga sih kalu gula darah tinggi, contohnya kalau saya kebayakan makan atau minum yang bergula, saya keputihan, trus kaos dalem yang udah dipake disemutin (mungkin karena keringetnya manis kali ya), trus juga abis minum manis langsung radang. Abis itu saya merubah yang saya konsumsi, beras putih diganti dengan beras berah atau beras putih untuk diabetes, minum manis hanya 1 gelas sehari (kopi atau minuman lain), kurangi cemilan manis diganti dengan kacang-kacangan, lebih banyak makan sayur dan buah. Obat yang dikasih oleh dokter ga lain dan ga bukan adalah jenis metformin, merknya Gluchophage XR, disuruh minum 500mg setiap sore 1 kali sehari.
Singkat cerita setelah 3 tahun sama dokter A, saya pindah ke dokter B. Oleh dokter B saya diminta cek gula darah puasa juga, hasilnya turun jadi 70, padahal saya udah ga minum metformin lagi, tapi gula udah saya kurangi banget, dan udah ikut diet rendah karbo, tinggi lemak dan protein. Dan teteup dong, dokter B juga bilang saya resistensi insulin. bingung ga? malah saya disuruh naikin dosis saya jadi 750mg 2 kali sehari.
Kenapa dari 2 obgyn tersebut kok batasnya beda dengan hasil dari lab yang dibawah 100. Mungkin ya, dugaan saya karena kalau untuk program hamil mesti lebih konservatif, tapi ga tau juga, saya lupa tanya dan debat sama dokternya.
3. kalau punya endometriosis, hindari pemicunya.
Endometriosis saya mungkin sudah 10 tahun kali ya, ditambah ada adenomyosis juga. Kalau kita baca yang jadi pemicu salah satunya adalah Xenoestrogen, yang asalnya dari plastik dan beberapa makanan dan kosmetik tertencu yang memicu estrogen, ternyata banyak yang ga disadari masih dikonsumsi dan sering dipakai, yaitu kedelai (tempe, tahu, kecap), flaxseed, tea tree, licorice, lavender, kopi, dan lain sebagainya cari sendiri ya, kalau ini beberapa yang dulu saya sukakonsumsi atau pakai di produk skincare.
Tambahan pemicu lain yang saya dapat dari obgyn saya adalah makanan yang tinggi kolesterol, seperti cumi, udang, otak, jeroan. Kalau ini percaya ga percaya sih, tapi saya ikuti aja.
4. Minum supplemen
Saya pake Fertilaid, Ovaboost, Myo Inositol, Vitamin D3, Cal-95, sedangkan suami pakai Fertilaid, Motility boost
5. Makan makanan tinggi lemak dan protein, rendah karbohidrat.
Nah ini kontra sama saran dari obgyin yang nyuruh hindari kolesterol, tapi kalau disini saya coba mengikuti prinsip diet keto sebenarnya, karena pernah nonton film di netflix yang bahas diet ini judulnya "The Magic Pill" ternyata memang selama bertahun-tahun kita ini sudah "diarahkan" industri makanan untuk menghindari lemah dan makan karbo, bahkan jadi muncul penelitian yang mendukung ini yang ternyata disponsori oleh industri makanan itu sendiri. Kalau ada penelitian yang kontra biasanya malah susah dapet dukungan. nonton sendiri aja deh, bagus banget untuk membuka mata kita tentang makanan yang kita makan.
Kalau kita suka cek grup diet keto di facebook, di ditu banyak testimoni ibu-ibu yang sebelumnya susah hamil, bisa hamil spontan setelah keto. Mungkin karena gula darahnya turun jadi ovulasinya jadi lebih bagus. Sebaliknya kalo nnti pas IVF gula darah kita tinggi, sel telurnya jadi sulit matang, sehingga dosis obatnya perlu ditambah, selain itu takutnya sel telurnya kualitasnya jadi kurang bagus/ ga matang.
6. Kelola stress
Yang sudah baca success story saya pasi udah tau kalau saya hypnoteraphy dulu sebelum mulai IVF karena memang stress berat. Intinya lakuin hal yang kita relaks dan hindari stressor, tapi tantangannya kita harus tau apa yang bikin stress dan relaks, dan commit untuk melakukan/menghindarinya.
7. Akupuntur
Akupuntur berguna untuk melancarkan peredaran darah, selai itu bisa uga kita minta untuk lebih relaks dengan di akupuntur di titik-titik tertentu. Kalau untuk IVF sebaiknya 1-2 hari sebelum dan setelah embrio transfer.
8. Ga perlu banyak cerita sama orang-orang yang ga perlu.
1. Olahraga ringan atau sedang, hindari olehraga berat
Olahraga yang saya lakukan macam-macam, biar gabosen. Kalau weekend olah raga sambil jalan-jalan, pergi ke tempat terbuka yang bisa jalan cukup jauh. Kalau week days bisa yoga, stretching untuk mempertahankan kelenturan, even plank juga saya lakuin, kebetulan ada app-nya yang membantu banget. Yang penting menurut saya jangan olahraga yang berat dan bikin kita stress, contohnya lari, dari yang saya baca lari itu ternyata meningkatkan hormon stress, kalau stress, ibu-ibu bisa naik prolaktinnya, dan menghambat ovulasi. Jadi kalu di gym pake treadmill saya jalan cepat aja, sambil relax dengerin musik, sebelah kita kenceng banget lainya biarin aja ga usah kepancing ikutan lari juga meskipun kita bisa lebih cepet ngacirnya.
Bahkan, dari pengalaman, yoga pun kalau terlalu berat meningkatkan kadar prolaktin saya, mungkin saya memang kompetitif orangnya jadi tiap diajarin pose baru sama pelatih langsung harus bisa dan kalau ga bisa jadi stress sendiri, hahaha..
2. Cek Gula Darah Puasa, minum metformin kalau ada resistensi insulin
Jadi saya sudah divonis resistensi insulin oleh 2 obgyn, pertama oleh dokter A, pas awal disuruh periksa gula darah puasa, dan ternyata kadanya 90, saya pikir masih normal karena dibawah 100, batasnya resistensi insulin itu kan diatas 100 ya kalau baca. Awalnya saya bingung kok dibilang udah resistensi, mingkin karena udah hampir batas atas, selain itu memang udah ada tanda-tanga sih kalu gula darah tinggi, contohnya kalau saya kebayakan makan atau minum yang bergula, saya keputihan, trus kaos dalem yang udah dipake disemutin (mungkin karena keringetnya manis kali ya), trus juga abis minum manis langsung radang. Abis itu saya merubah yang saya konsumsi, beras putih diganti dengan beras berah atau beras putih untuk diabetes, minum manis hanya 1 gelas sehari (kopi atau minuman lain), kurangi cemilan manis diganti dengan kacang-kacangan, lebih banyak makan sayur dan buah. Obat yang dikasih oleh dokter ga lain dan ga bukan adalah jenis metformin, merknya Gluchophage XR, disuruh minum 500mg setiap sore 1 kali sehari.
Singkat cerita setelah 3 tahun sama dokter A, saya pindah ke dokter B. Oleh dokter B saya diminta cek gula darah puasa juga, hasilnya turun jadi 70, padahal saya udah ga minum metformin lagi, tapi gula udah saya kurangi banget, dan udah ikut diet rendah karbo, tinggi lemak dan protein. Dan teteup dong, dokter B juga bilang saya resistensi insulin. bingung ga? malah saya disuruh naikin dosis saya jadi 750mg 2 kali sehari.
Kenapa dari 2 obgyn tersebut kok batasnya beda dengan hasil dari lab yang dibawah 100. Mungkin ya, dugaan saya karena kalau untuk program hamil mesti lebih konservatif, tapi ga tau juga, saya lupa tanya dan debat sama dokternya.
3. kalau punya endometriosis, hindari pemicunya.
Endometriosis saya mungkin sudah 10 tahun kali ya, ditambah ada adenomyosis juga. Kalau kita baca yang jadi pemicu salah satunya adalah Xenoestrogen, yang asalnya dari plastik dan beberapa makanan dan kosmetik tertencu yang memicu estrogen, ternyata banyak yang ga disadari masih dikonsumsi dan sering dipakai, yaitu kedelai (tempe, tahu, kecap), flaxseed, tea tree, licorice, lavender, kopi, dan lain sebagainya cari sendiri ya, kalau ini beberapa yang dulu saya sukakonsumsi atau pakai di produk skincare.
Tambahan pemicu lain yang saya dapat dari obgyn saya adalah makanan yang tinggi kolesterol, seperti cumi, udang, otak, jeroan. Kalau ini percaya ga percaya sih, tapi saya ikuti aja.
4. Minum supplemen
Saya pake Fertilaid, Ovaboost, Myo Inositol, Vitamin D3, Cal-95, sedangkan suami pakai Fertilaid, Motility boost
5. Makan makanan tinggi lemak dan protein, rendah karbohidrat.
Nah ini kontra sama saran dari obgyin yang nyuruh hindari kolesterol, tapi kalau disini saya coba mengikuti prinsip diet keto sebenarnya, karena pernah nonton film di netflix yang bahas diet ini judulnya "The Magic Pill" ternyata memang selama bertahun-tahun kita ini sudah "diarahkan" industri makanan untuk menghindari lemah dan makan karbo, bahkan jadi muncul penelitian yang mendukung ini yang ternyata disponsori oleh industri makanan itu sendiri. Kalau ada penelitian yang kontra biasanya malah susah dapet dukungan. nonton sendiri aja deh, bagus banget untuk membuka mata kita tentang makanan yang kita makan.
Kalau kita suka cek grup diet keto di facebook, di ditu banyak testimoni ibu-ibu yang sebelumnya susah hamil, bisa hamil spontan setelah keto. Mungkin karena gula darahnya turun jadi ovulasinya jadi lebih bagus. Sebaliknya kalo nnti pas IVF gula darah kita tinggi, sel telurnya jadi sulit matang, sehingga dosis obatnya perlu ditambah, selain itu takutnya sel telurnya kualitasnya jadi kurang bagus/ ga matang.
6. Kelola stress
Yang sudah baca success story saya pasi udah tau kalau saya hypnoteraphy dulu sebelum mulai IVF karena memang stress berat. Intinya lakuin hal yang kita relaks dan hindari stressor, tapi tantangannya kita harus tau apa yang bikin stress dan relaks, dan commit untuk melakukan/menghindarinya.
7. Akupuntur
Akupuntur berguna untuk melancarkan peredaran darah, selai itu bisa uga kita minta untuk lebih relaks dengan di akupuntur di titik-titik tertentu. Kalau untuk IVF sebaiknya 1-2 hari sebelum dan setelah embrio transfer.
8. Ga perlu banyak cerita sama orang-orang yang ga perlu.
Komentar
Posting Komentar