Langsung ke konten utama

IVF (Bayi Tabung) Success Story 2019 (Part 2: Ovum Pick Up-Tes Kehamilan)

Tulisan ini adalah kelanjutan dari sharing saya tentang proses bayi tabung yang sudah saya post sebelumnya disini .. Saya baru bisa (sanggup) lanjutin tulisan ini setelah selama 2 minggu kemarin mual-mual dan lemes banget.. baru merasakan morning sickness yang sebenarnya guys.. luar biasa banget hehehe..

So.. ini saya lanjutkan proses bayi tabung yang saya jalani, part 2 ini cerita tentang OPU, Embryo transfer, 2 week wait (yang menyiksa itu), dan tes kehamilan.. enjoy..



H 12 mens (OPU day)
Berdasarkan jurnal yang saya baca, oocyte retrieval itu tidak disarankan sebelum 36 jam dari suntik pemecah telur, hasilnya jumlah telur yang matang akan jauh lebih sedikit secara signifikan dibandingkan 36 jam atau lebih, bahkan kalau 38 jam pun hasilnya hampir sama dengan 36 atau 37 jam.
Kalau kita udah mencari tahu prosedur OPU seperti apa, kayanya menyeramkan ya, tapi karena saya sudah komitmen dari awal dan sudah tahu prosedur bayi tabung dari awal sampai akhir, jadi ya udah siap aja, lagian kan dibius juga, rasanya apa setelah selesai ya sudah diterima dan ikhlas aja, demi debay tercinta…
Dari mulai bius sampai bangun rasanya hampir sama seperti kalau kuret, tapi kalau ini rasa sakitnya di samping perut bawah, kalau saya gak tau kenapa lebih sakit di sebelah kiri, mungkin karena yang ovarium kiri pernah dioperasi kista. Sampai rumah langsung minum obat anti nyeri dan istirahat.
Pas saya OPU, suami ke ruangan ambil sperma yang nantinya digunakan untuk pembuahan dengan sel telur hasil OPU.
Jumlah sel telur yang didapat ada 14, katanya jumlah segitu alhamdulillah udah cukup banyak. Untuk kualitasnya, kita belum tau gimana karena ga ketemu embryologistnya hari itu, disuruh datang 3 hari lagi untuk update perkembangan embyonya dan ada kemungkinan juga bisa transfer di hari ke-3 tersebut.

H 13-14 mens
Saya istirahat di rumah pada 1 hari setelah OPU, udah minta cuti juga dari kantor, trus besoknya sudah masuk kerja lagi seperti biasa, rasa sakit udah banyak berkurang sih, cuma kadang berasa sedikit-sedikit aja di perut sebelah kiri. Banyak makan protein, buah dan sayuran juga.
Beberapa hari ini juga saya menghabiskan waktu browsing tentang bagaimana agar embryo bisa implantasi di rahim dengan baik, banyak tips yang saya dapat, mulai dari mitos sampai hasil riset, sebagian besar saya lakukan juga sih apalagi yang hasil-hasil risetnya. Semua ini saya lakukan sebagai ikhtiar maksimal, hasil yang menentukan tetap Allah SWT.
Selain itu, saya sama suami juga diskusi tentang berapa jumlah embryo yang mau ditransfer, kalau saya maunya 2 embryo aja, bukan karena takut langsung dapat 3 bayi atau gimana, tapi dari banyak tulisan yang saya baca, hamil multiple itu jauh lebih berisiko untuk terjadi kompikasi, dari keguguran, prematur, gangguan perkembangan, rahim robek (rupture), preeklamsia, dan lain-lain. Di luar negeri pun mayoritas transfer embryo hanya 1 atau single transfer, paling banyak 2, karena semakin banyak yang sadar dengan risikonya. Ditambah lagi saya ada adenomyosis yang setelah saya baca juga lebih berisiko saat hamil. Kalau suami saya maunya langsung 3 embryo aja, tapi setelah saya jelasin mengenai risikonya akhirnya ngikut juga, ditambah mertua waktu nelpon juga bilang yang sama, transfernya 2 aja.

H 15 mens (embryo hari ke-3)
Hari ini embryo saya berumur 3 hari, saya dan suami berangkat pagi-pagi banget ke klinik. Kami ketemu dengan Dr. Dyaning sang embryologist, kalau dipikir-pikir embryologist ini adalah baby sitter pertama yang mengurusi calon bayi-bayi kita nanti lohhh..
Saya deg-degan pengen tau berapa jumlah embryo yang berkembang dengan baik, karena jumlah sel telur yang belasan tersebut belum menentukan jumlah embryo yang layak berapa, kami berharap juga masih ada cadangan untuk bisa FET kedepannya, jadi gak perlu ngulang IVF dari awal untuk kehamilan selanjutnya.
Akhirnya ketemu dengan dokter Dyaning dan beliau menjelaskan sambil memperlihatkan foto-foto sel telur sebelum dibuahi dan embryo-embryo yang berkembang setelah dibuahi. Oiya kami pake ICSI untuk pembuahannya. 
Jadi dari 14 sel telur yang diambil, 11 matang sedangkan 3 lainnya gak matang jadi gak bisa dibuahi untuk jadi embryo. Dari 11 sel telur matang, yang perkembanganya bagus ada sekitar 5 embryo, sedangkan 6 lainnya masih perlu ditunggu perkembangannya. Karena perkembangan embryo kami dinilai cukup bagus, ET-nya diputuskan pas umur embryo hari ke-5. Dr Dyaning juga bilang kita lebih baik transfer 2 aja nanti, kita berdua setuju.
Sorenya saya akupuntur dengan dokter Melya di klinik Mediko sebagai persiapan ET nanti, dokter Melya juga bilang, nanti transfer embryonya 2 aja ya, jangan lebih, kalau tranfer 3 embryo lebih berisiko, kalau prematur juga repot nanti katanya. Abis itu saya semakin yakin kalau nanti transfer 2 aja.

H 16 mens
Hari ini makin deg-degan, masih dengan browsing tentang implantasi, beres-beres rumah untuk persiapan, sedot debu supaya alergi gak kumat dan gak batuk-batuk. Oiya selama promil termasuk pas IVF ini juga suami banyak baca surat Maryam sambil berdoa untuk keberhasilan program yang kita jalani.
Saya juga baca, tapi ga sesering suami, kalau suami udah hafal suratnya, hehehe

H 17 mens (embryo hari ke-5/ ET day)
Sebelum transfer, kami ketemu dengan Dr Dyaning dulu untuk penjelsan perkembangan embryo, ternyata yang berkembang bagus ada 5 embryo, jadi yang bisa disimpan ada 3, padahal yang saya lihat dari fotonya 4 embryo lain cukup berkembang juga (meskipun saya bukan ahlinya sih, cuma memperhatikan aja). Sebelum masuk ke ruang ET, saya minta sama dokternya untuk bisa disimpan semua aja untuk embryo yang lain, karena dari yang saya baca (lagi) embryo yang perkembangannya agak lambat atau grade B, banyak juga yang berhasil hamil. Dokternya bilang nanti akan dilihat lagi kepastian yang disimpan berapa, kalau yang perkembangannya mandeg percuma juga katanya sih..
Embryo transfer prosesnya ga serumit OPU, prosesnya sebentar aja sekitar 10 menit. Sebelumnya saya disuruh tahan pipis sama susternya, katanya biar pas USG lebih jelas. Karena udah baca pengalaman orang-orang yang bener-bener kebelet pas abis ET, pas sampe klinik saya pipis dulu, baru minum lagi pas kira-kira deket-deket pas mau dipanggil, minumnya langsung banyak pas mau masuk aja, takutnya ga tahan banget pas ET dan jadi ga bisa lama berbaringnya.
Pas ET, ada dokter yang pegang alat USG perut, dan satu dokter lagi pegang kateter yang udah ada isi embryo kita. setelah posisi kateter pas, embryonya disuntikan ke rahim kita, kita juga bisa liat di monitor kaya titik putih gitu. abis itu disuruh berdoa dan dokternya juga ikut doain semoga berhasil, makasih ya dokter dan suster..
Abis ET kita disuruh berbaring sekitar 30-45 menit dengan posisi tempat tidurnya dibikin kaki lebih tinggi dari kepala, untungnya kebelet pipisnya cuma pas 10 menit terakhir, itu aja udah nyiksa banget. 
Setelah selesai, saya disuntik ovidrel sama susternya dan dikasih ovidrel juga untuk suntik sendiri di rumah. Dosisnya lebih sedikit dr biasanya, dan cuma seminggu sekali aja untuk selanjutnya. Setelah pulang juga kita disuruh lanjut bedrest seharian.
Selain bedrest, pas di rumah saya sambil nonton video2 lucu atau nonton film komedi, karena dari riset (lagi) wanita yang setelah ET ketawa atau tersenyum lebih tinggi keberhasilannya, jadi abis ET pun saya lansung senyum-senyum sendiri aja, positif thinking, mikir yang bagus-bagus dan indah-indah aja.

H 18-31 mens (2 week wait craziness...)
Kata orang-orang yang udah TTC lama, 2 week wait pas IVF itu adalah 2 minggu yang paling lama dalam hidup wanita.. ditambah lagi saya cuti selama 2 minggu ini, biar ga terlalu capek dan stress dengan kerjaan kantor. Dokternya ga melarang sih, malah menyarankan untuk tetap aktivitas seperti biasa, katanya takutnya malah jadi stress kalo biasanya kerja. Kalo saya sih mendingan cuti karena kerjaan saya bikin saya stress ditambah bos saya itu orang yang suka mengganggu ketenangan jiwa kitahhh.. jadi mendingan menghindar cynnn.. Suami juga ikutan cuti setelah ET untuk nemenin saya di rumah biar ga banyak aktivitas.
Saya udah lupa ngapain aja untuk bisa survive 2WW ini, tapi yang pasti sih banyak istirahat, nonton TV, Netflix, Youtube, dan lain-lain untuk bisa sebisa mungkin bikin tenang, oiya saya juga download aplikasi Mindful IVF di playstore disana ada recording semacam hypnotherapi yang bisa didengerin wanita yang sedang menjalani program IVF, saya udah dengerin mulai dari mulai persiapan IVF, alhamdulillah sangat membantu, terutama kalo kita lagi kena serangan panik karena over thinking dan juga memberikan kita pikiran-pikiran positif pas lagi proses IVF.. recording yang ada di aplikasi ini dalam bahasa inggris ya dan berbayar untuk fitur tertentu, bahasa lainnya setau saya belum ada.
Oiya yang saya lakuin dan cukup penting adalah riset tentang kemungkinan keberhasilan (again) karena saya ini control freak, saya lebih suka tau kenyataan berapa chance saya daripada ga tau sama sekali, malah klo ga tau apa-apa itu lebih bikin saya stress. Setiap orang tentunya beda-beda cara menghadapi stress, ada yang lebih tenang dengan cara sebaliknya, lebih baik ga tau detailnya karena bikin pusing.. Kalau anda tipe yang mana?
Beberapa hal yang saya dapat dari riset saya:
-wanita yang OHSS lebih besar kemungkinan keberhasilan hamilnya
 https://www.fertstert.org/article/S0015-0282(08)01936-5/abstract
 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4794889/
-Gender bayi dari IVF tanpa ICSI sama dengan hamil dengan cara normal, klo dari IVF dengan ICSI bayi laki-laki sedikit lebih tinggi
 https://academic.oup.com/humrep/article/20/2/484/603274
-morfologi atau bentuk dari blastocyst berpengaruh terhadap normal tidaknya jumlah kromosom
https://www.fertstert.org/article/S0015-0282(17)31349-3/fulltext
-prednisolone (obat anti alergi) berpengaruh positif terhadap keberhasilan
-Embryo grade bagus yang ditransfer punya kemungkinan berhasil implantasi sebanyak 70%
-wanita yang makan tinggi protein lebih besar tingkat keberhasilan dibanding yang makan rendah protein
 (setelah dicari lagi di history, yang 2 ini risetnya belum ketemu lagi, tapi insya Allah bener dan ada jurnal ilmiahnya)

Setelah baca beberapa riset tersebut diatas dan sumber lainnya saya lebih tenang (sedikit) dan coba-coba itung sendiri chance saya, hahaha (call me crazy, but you will do anything to put your mind at ease during this time), beginilah yang ada di otak saya:
-karena kualitas embryo yang ditransfer 2 yang bagus, klo masing-masing kemungkinannya 70%, jadi 70%x 2, jadi 140% alias 1,4 embryo yang terimplantasi
-saya mild OHSS  pas stimulasi, saya syukurin aja ini nambah kemungkinan keberhasilan
-saya udah makan tinggi protein dari mulai persiapan hamil, untung ini juga ngaruh menurut riset
-udah diresepin prednisolone sama dokter setelah ET yang udah saya minum teratur juga
-klo soal gender baby saya ga masalah, dikasih cewe atau cowo disyukurin, secara udah nunggu 9 tahun
-kembar atau engga juga saya serahin aja sama yang di Atas, minta yang terbaik aja.

Hal-hal yang saya lakukan dan rasakan perharinya setelah ET kurang lebih begini:
Hari 1 ET: bedrest. makan disuapin suami, nonton komedi, minum obat dan prenatal vitamin dan vit D
Hari 2 ET: udah ga bedrest, cuma banyak duduk di kasur aja sambil browsing atau nonton, makan alpuket dan makanan bergizi lainnya, minum obat dan prenatal vitamin, vit D
Hari 3 ET: perut berasa agak kram, payudara sakit sedikit, makan alpuket lagi, minum obat dan prenatal vitamin, aktivitas masih sedikit tapi mulai ditambah dari hari kemarin
Hari 4 ET: payudara tambah sakit, perut bawah berasa kaya ada yang narik di sebelah kiri, seneng ada tanga-tanda hamil, dengerin minful IVF, minum susu peptisol buat nambah protein, obat dan vitamin
Hari 5 ET: Udah yakin bakal hamil aja saya, payudara masih sakit, suntik ovidrel sendiri, minum obat dan vitamin, susu peptisol
Hari 6 ET: payudara udah ga sesakit kemarin, agak panik, jadi ga yakin hamil apa engga, perut ga berasa apa-apa, trus tab saya jatoh pas di perut lagi, tambah stress, yang lain sama dengan kemaren2.
Hari 7-8 ET: tambah pesimis karena payudara ga sakit, rasanya biasa aja, tambah stress, makan alpuket lagi (hampir setiap hari), minum air alkali (beli 1 dus), ga mood ngapa-ngapain, suami ikutan bingung
Hari 9 ET: ke klinik untuk ambil darah untuk periksa progesteron dan estradiol, suntik ovidrel, perasaan galauuuu
Hari 10-11 ET: 5 hari menuju tes pack ini uring-uringan, banyak berdoa, baca alquran, sholat malem, tetap makan bergizi, dan minum obat dan vitamin
Hari 12 ET: karena udah ga sabar dan tak sanggup lagi menunggu kepastian, akhirnya saya test pack sendiri, hahaha, dan deg-degan banget pas abis celup test pack ke urin, rasanya kebayang bertahun-tahun test pack selalu negatif (hiks), dan akhirnya terlihat 2 garis dengan yang satunya agak tipis. Tapi saya tetap belum yakin karena takutnya masih ada sisa hcg dari ovidrel yang disuntikan 3 hari sebelumnya, udah ada pengalaman pas insem soalnya, test packnya bisa ga akurat karena masih ada hcg dari ovidrel. Trus saya mikir untuk test pack lagi besoknya, kalo tambah tebal berarti hamil, kalo tambah tipis berarti kemungkinan engga hamil.
Hari 13 ET: niatnya mau test pack pas sore, tapi ga tahan jam 11 udah testpack, dan hasilnya tebelnya sama aja sama kemarin, hahaha, tambah galau khannnnn... kebayang ga sih sodara-sodara??? Karena galau akhirnya saya maksi ke mall sambil niat mo ke century untuk beli test pack karena udah ga punya stok. Trus pas pulang ke rumah langsung test pack, hasilnya agak sedikit banget tambah tebel. Saya belum yakin 100%, mungkin baru 75%, tapi udah seneng sih, hehehe
Hari 14 ET: Ga test pack lagi nunggu besok aja di klinik, pikiran agak lebih tenang sekarang.
Hari 15 ET: Paginya ngambil urin untuk dibawa ke klinik sesuai arahan suster sebelumnya. Pas di klinik, setelah kita setor urin, kita nunggu dipanggil. Pas masuk dokter malvin dengan muka lempeng nyuruh duduk, ga kaya biasanya, biasanya ramah banget. Lucu deh kalo inget ini, dikiranya kita belom tau hasilnya, trus dokter malvin mau muka lempeng dulu biar kita deg2an, baru nyampein hasilnya biar lebih dramatis, haha.. tapi karena kita udah tau jadi saya sama suami ceria aja, baru deh dokternya nanya udah tes sendiri blom, suami jawab "udah dok, udah tiga kali". Akhirnya dokter dan semua suster kasih selamat ke kita, katanya kalo dari testpacknya kemungkinan satu, ga kembar (karena garis merahnya masih agak muda warnanya). Meskipun kita berharapnya kembar, kita tetap bersyukur banget alhamdulillah udah berhasil hamil meski ga kembar. Dan benar pas usg selanjutnya, ketemu satu detak jantung janin.
Pas ketemu Dr Dyaning, kita juga tanya jadinya berapa jumlah embryo yang di-freeze, katanya ada 5 embryo dalam 2 stik, masing-masing stik isinya 3 dan 2 embryo. Alhamdulillah tambah seneng, insya Allah si utun nanti punya adek-adek.. dan biayanya untuk simpan embryo selama 2 tahun Rp6 juta, nantinya untuk perpanjang bisa bayar per tahun.
Setelah positif hamil kami masih harus konsul setiap 2 minggu, sampai umur kandungan 3 bulan, karena masih high risk. Baru setelah itu bisa lanjut di RS lain. Saya pun lanjut untuk cuti besar selama 2 bulan lebih, supaya ga capek pulang pergi ke kantor dan untuk mengurangi stress juga.

Demikian proses ivf yang saya jalani, untuk yang masih berusaha hamil, semoga bisa segera menyusul, jangan kecil hati kalo melihat orang lain gampang banget hamil, cobaan hidup setiap orang beda-beda, mungkin cobaan kita disini, yang penting jangan nyerah dan tetap ikhtiar secara konsisten, Insya Allah diganjar dengan kebaikan dan keberhasilan. 
Banyak terima kasih untuk orang2 yang membantu kita dalam IVF ini, khususnya dokter dan suster di FFC Pluit yang dengan sepenuh hati membantu mewujudkan impian para parents yang ingin punya anak, sungguh tugas mulia. Serta saudara dan teman yang memberi support yang menguatkan saat menjalaninya.

Komentar

  1. Sis boleh saya email mo nanya dosis ovaboost dan fertilaid yang diminum brp? Saya jg sdg ivf di ffc.makasih sis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya minum sesuai anjuran yg ada di kemasan aja sis..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IVF (Bayi Tabung) Success Story 2019 (Part 1: Persiapan-Pemecah Telur)

Assalamualaikum.. Saya mau sharing pengalaman IVF yang alhamdulillah berhasil 🤗🤗🤗 Kami mulai proses IVF (terhitung dari stimulasi) di bulan desember 2018 di RS Family Pluit, Jakarta Utara dengan tim dokter yang ramah dan baik di klinik Family Fertility Center (FFC). Alhamdulillah selama IVF saya bisa ngejalanin dengan lancar, meski ada juga sih drama-drama gitu, seperti hampir OHSS, belajar suntik sendiri (takut jarum sebenernya sayahhh), sama mesti makan putih telur sehari 5 (hoekkss).. Saya usahakan ceritanya se-informatif mungkin buat moms yang mau IVF atau promil dengan metode lain, karena udah niat memang kalu berhasil mau nulis buat membantu keluarga lainnya. Semoga membantu ya 😗🙇‍♀️ Kenapa pilih Klinik Bayi Tabung ini? Saya mau jelasin kenapa pilih klinik ini, faktor yang paling utama sebenarnya karena pasien diharuskan untuk melakukan uterine scratching (garuk rahim, bingung bahasa indo yang pas apa 😅) sebelum mulai program, di mana setelah baca-baca memang

Tips untuk melewati Trimester 1 Kehamilan dengan Nyaman

Hi All.. Alhamdulillah sekarang ak udah melewati trimester 1 kehamilanku.. Bener-bener deh, luar biasa banget, cape, mual, pusing, semua aku rasain.. Untungnya aku ngambil cuti selama 2 bulan setelah aku positif hamil. Keputusan yang tepat banget buatku, kalo enggapun, aku kayanya ga bakal bisa berfungsi di kantor, hehehe. Jadi guys, ini beberapa tips dari aku untuk survive di 3 bulan pertama kehamilan. Solusi untuk mual dan pusing Pas 5 minggu kehamilan aku bener-bener lemes, seharian cuma bisa tidur, jadi ga inget makan. Total 2 hari cuma tidur doang, mual juga udah mulai berasa. Akhirnya karena takut janinku ga dapet nutrisi dan udah males juga karena sakit (sick of being sick), akhirnya aku googling berbagai cara untuk mengatasi mual dan pusing pas awal hamil. Beberapa hal yang manjur buatku, yaitu: -makan makanan kecil/ cemilan, tiap sejam. Kalo mualnya dibiarin, makin mual jadinya, makanya dianjurkan untuk makan porsi kecil tapi sering, cemilan yang ku suka biskuit ritz